DI SUSUN
OLEH
INTAN MELDA
MULYASARI
13116544
1KA24
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN
SISTEM INFORMASI
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Tuhan yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah sederhana ini yang berjudul
"Makalah Manusia dan Kebudayaan".
Saya sampaikan terimakasih kepada dosen dan semua pihak yang senantiasa
membantu dalam kelancaran makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari pihak manapun
senantiasa akan kami terima untuk menjadikan makalah ini sesuai dengan harapan.
semoga makalah ini mendapat perhatian dan bermanfaat bagi
semuanya, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepanya dapat lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makluk tuhan di ciptakan yang
paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secra
turun temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari
kegiatan-kegiatan yang sudag diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia memiliki kehidupa yang sangat rumit, mereka tidak dapat hidup
sendiri, oleh karena itu mereka pasti memilik hubungan dengan segala sesuatu di
dalam ruang lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang pencipta, sesama
manusian lingkungan sekitarnya maupun dengan mahkluk lain di alam ini. Semua
aspek relasi hidup tersebut haruslah terpenuhi secara merata.
Tentunya manusia perlu beradatasi dengan keadaan lingkungan hidup di sekitarnya
karena itu merupakan tahap awal pembelajaran untuk dapat menjadi pribadi yang
berkuallitas. Dimulai dari pemahaman tentang norma dan nilai yang berlaku
sampai kepada ilmu pengetahuan yang luas.
Sosolisasi antara sesama manusia yang berwawasan akan membentuk suatu
kebudayaan, kebudayaan tersebut akan menjdi suatu bukti perkembangan hidup
manusia.
Manusia
merupakan salah satu dari mahluk hidup yang secara tidak langsung dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan hidup sekitarnya, baik secara vertikal maupun
horizontal, setiap manusia memiliki banyak kebutuhan untuk bertahan hidup,
kebutuhan tersebut didapatkan dari linkungan, oleh karen itu lingkungan
memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang terkandung dalam makalah ini meliputi :
1. Pengertian manusia dan hakekatnya
2. Apa saja unsur-unsur yang
membangun manusia?
3. Bagaimana kepribadian bangsa
timur?
4. Apa saja yang dimaksud dengan kebudayaan?
5. Apa saja unsur-unsur kebudayaan?
6. Bagaima kaitan manusia dengan
kebudayaan?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas yang diberikan kepada penulis dan juga sebagai belajaran bagi penulis,
disamping itu, penulis makalah ini juga diharapkan untuk :
1. Dapat mengetahui apa itu manusia
dan hakekat manusia
2. Dapat mengetahui apa saja
unsur-unsur yang membangun manusia
3. Dapat memahami tentang bagaimana
kepribadian bangsa timur
4. Dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan kebudayaan
5. Mengetahui apa saja unsur-unsur
dari kebudayaan
6. Dapat mengetahui bagaimana
manusia dengan kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengetian Manusia dan Hakekatnya
Hakikat manusia adalah peran
ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal
dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang
berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga
berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia
dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan
akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di
dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat
paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
Pada dasarnya manusia diciptakan
oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan
makhluk sosial.
·
Pengertian
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai
makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan manusia
lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat
nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan
potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus berkembang
menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialami dan pertumbuhan yang
ada pada dirinya.Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan
kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan
hidupnya
·
Pengertian
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya
adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan
pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu.
2.2 Unsur-unsur yang Membangun Manusia
Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat teposeliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
2.5 Unsur-Unsur Kebudayaan
2.6 Kaitan Manusia dan Kebudayaan
DAFTAR PUSAKA
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
· Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1. Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
3. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
· Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
1. Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
2. Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
3. Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
2.3 Kepribadian Bangsa TimurKepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat teposeliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur
kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian.
Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut
memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya
daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan
terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi
orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun.
Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas
kepribadian yang unik.
Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih
kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara
tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia
masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari
masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas
daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
2.4 Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam
bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan
unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar
sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal
dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan, cultuur (bahasa belanda), culture (bahasa
inggris), tsaqafah (bahasa arab), berasal dari perkataan latin “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan
dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan
budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD
dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea
tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan
budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
1.
Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
2.
Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan
istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian
keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah
budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni
alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai. Sedangkan Koentjaraningrat. Mengatakan bahwa
kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
2.5 Unsur-Unsur Kebudayaan
Menurut
Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu system religi dan
upacara keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, system
mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta
kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
1. Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai
homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur,
tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar
yang dapat “menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut
sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia,
dilakukan usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.
2. Sistem organisasi
kemasyarakatan, merupakan
produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah.
Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun
organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan, merupakan produk dari manusia
sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri,
disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk
mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain
melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.
4. Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia
sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus
meningkat.
5. Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia
sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu
dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat
menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya
itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
6. Bahasa, merupakan produk dari manusia
sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk
tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan
akhirnya menjadi bahasa tulisan.
Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia
dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas
untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.2.6 Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan
kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia
di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai
segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya
merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah
hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat
awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka
manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri
itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan
dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri.
Dialektis
Dialektika
disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke
hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua
posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang
lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis,
antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal
tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan
pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi
peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak
berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke
taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis
masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut
sebagai aufgehoben.
Dialektika
sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia
adalah sama dengan isi kesadaran Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan
Fichte. Hegel memperdalam pengertian sintesis. Di dalam sintesis baik
tesis maupun antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan Fichte),
melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a)
mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan
dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan
pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak
lagi berfungsi sebagai lawan yang saling mengucilkan.
3 Tahap
Proses Dialektis
Proses
dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
- Ekstemalisasi,
yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan
manusia
- Obyektivasi,
yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan
demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi
bahkan membentuk perilaku manusia.
- Intemalisasi,
yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya
bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat
hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
· Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1. Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
3. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
· Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
1. Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
2. Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
3. Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
Dalam kehidupan manusia mempunyai hakekatnya. Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Dari setiap kebudayaan yang ada manusia mempunyai kepribadian masing-masing contohnya kepribadian budaya timur. Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat teposeliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat.
Sedangkan pengertian kebudayaan itu sendiri berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Dalam kebudayaan ada unsur-unsurnya. Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Selain unsur kebudayaan, masalah lain yang juga penting dalam kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan bendaniah (material) yang memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan dirasa. Sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami.
Kebudayaan juga mengalami perubahan, perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah:
(1) masalah hakekat hidup,
(2) hakekat kerja atau karya manusia,
(3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu,
(4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
(5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Dalam kebudayaan juga ada yang disebut dengan dialektis. Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada 3 proses dalam dialektis. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
https://www.scribd.com/doc/223211546/Makalah-ISBD-manusia-dan-kebudayaan
http://rieffraff.blogspot.co.id/2015/03/makalah-isbd-manusia-sebagai-makhluk.html
https://terapiwicarasolo.files.wordpress.com/2014/02/bab-2-pengertian-kebudayaan.pdf
http://rieffraff.blogspot.co.id/2015/03/makalah-isbd-manusia-sebagai-makhluk.html
https://terapiwicarasolo.files.wordpress.com/2014/02/bab-2-pengertian-kebudayaan.pdf
Assalamu alaikum, izin copas isi makalahnya kaka..🙏
BalasHapusTerima kasih !
assalamualaikum kak, izin copy refrensi dari makalah kakak :)
BalasHapus